Senin, 30 November 2015

ARISTOTELS

Aristoteles dilahirkan dari sebuah keluarga miskin,yang hidupnya selalu kekurangan. Ayahnya adalah penjaja dagangan buatan sendiri dari pintu ke pintu, dan ibu nya seorang pembantu rumah tangga.Onassis tidak pernah mencoba meluruskan pendapat orang banyak tentang masa lalunya,karena kisah-kisah seperti itu biasanya malah menambah cemerlang aura misteri yang mengelilingi dirinya,ia selalu menyadari pentingnya citra diri seseorang dalam meraih sukses. Dalam kenyataannya,ayah Onasis adalah seorang pedagang grosir yang berkecukupan dan mempunyai nama sebab ia juga menjabat presiden sebuah bank dan rumah sakit setempat. Namun Onassis bukan ahli waris kekayaan ayahnya atau menjadi kaya karena kekayaan keluarganya. Ia pergi ke amerika serikat ketika terjadi pertikaian keluarga saat berumur 17 tahun, ia membawa bekal $450 dalam sakunya,itupun hanya $250 uang dari keluarganya.Ayahnya enggan memberikan uang sebanyak itu yang baru diberikan pada saat akan terpisah,sebab ia tidak setuju dengan kepergiannya. Ayah dan anak memang tidak pernah akrab suatu hal yang aneh diantara keluarga bangsa yunani.Ayah onassis yang dibesarkan pada sebuah daerah pertanian dengan susah payah mengumpulkan kekayaan,wataknya sangat disiplin dan keras walaupun selalu sadar akan rasa tanggung jawab,ia bukanlah seorang yang dapat di sebut hangat dan menarik. Segera onassis memberontak setiap bentuk disiplin sejak anak-anak sampai remaja ia banyak menimbulkan keributan dan geger,bagaikan duri di mata ayahnya.Hubungan mereka bertambah rumit lagi karena suatu kenyataan lain, ibunya penelope meninggal ketika onassis berumur enam tahun. Hanya 18 bulan setelah itu ayahnya menikah lagi dengan seorang wanita bernama helen. Onassis disekolah ia dikenal bodoh suka mencari perkara,mengikuti contoh bayak orang kaya tidak aneh kalau dia di usir dari beberapa sekolah,ia paling sering menduduki ranking terbawah dikelasnya. Walaupun rapor onassis disekolah jauh dari bagus,bakatnya untuk berdagang dan mencari uang telah tampak sejak dini. Salah seorang temannya yang telah merancang sebuah kitiran kecil,sebuah mainan baling2 sederhana yang terdiri dari baling-baling kertas berpasak jarum yang ditancap pada sepotong kayu.ahirnya temannya berniat menjual produk nya setela buat beberapa buah. " mau kau jual berapa kitiranmu ini? tanya onassis, mm saya tidak tahu, mungkin seharga jarum"..... "dasar bodoh" bentak onassis "kau minta satu jarum sedangkan yang kau jual satu jarum,tambah baling2,tambah kayu belum lagi hitung waktu yang kau perlukan untuk membuatnnya" Teman onassis mengambil kesimpulan " inilah pelajaran saya pertama tentang keuntungan' pada waktu itu tidak terpikir olehnya bahwa ia sedang mendengarkan pelajaran dari seorang jago bisnis dimasa mendatang. Sebuah kisah lain menggambarkan bakat bakat bisnis onassis pada masa mudannya ...Pada suatu hari suatu kebakaran terjadi di gedung sekolah dikota tempat kelahiranya.Onassis membeli seongok pinsil bekas kebakaran itu dengan harga murah.Ia menanamkan sedikit modal dengan membeli 2 alat peruncing pinsil.Ia berdua dengan temannya mulai membersihkan bagian pensil yang hangus,kemudian ia menjual pinsilnya kembali kepada temannya di sekolah dengan harga sangat murah namun tetap memberikan untung besar.Mungkin contoh ini biasa saja tapi justru pekerjaan inilah kelak bisnis besar onassis,ia memperbaiki kapal2 laut yang rusak dan membuatnya layak melaut dan menjualnya dengan harga jauh lebih tinggi.waktu terus berjalan sampailah saatnya untuk melanjutkan kuliah ke perguruan tinggi tapi onassis termasuk yang tidak lulus dan teman2nya menghiburnya" Jangan khawatir Onassis kau lihat nanti semua akan beres,kamu coba sekali lagi tahun depan,kamu pasti lulus.."Bodoh..! jawab onasis "kau kira kira aku akan tinggal saja selamanya disini? dunia ini sempit? saya tidak perlu Ijazah,Pada suatu hari kau akan heran akan apa yang aku lakukan (waktu membuktikan apa yang dikatakan onassis itu dapat diwujudkan) Ketidak cocokan hidup bersama keluarganya dan tinggal di negarnya ahiranya onasis akan mencoba keberuntunga ke amerika serikat tetapi mengalihkannya ke argentina,dia mendengar cerita bahwa banyak orang yunani yang menjadi kaya disana. ahirnya onassis mendarat di Buenos Aires pada tanggal 21 september 1923.Bawaanya sebuah koper Tua dan uang sebesar $450. Tetapi didalam dirinya dia membawa bekal berharga : Tekad keras,untuk membuktikan pada ayahnya bahwa dia mampu menjadi kaya tanpa bantuan ayahnya.Tanpa gelar diploma dsb,tanpa pekerjaan,tanpa uang dan koneksi orang berpengaruh,onassis terpaksa mulai dengan melakukan aneka pekerjaan kasar. Ia menjadi kenek batu,kuli pengangkut bata pada suatu proyek bangunan,tukang cucu piring di restorant dan akhirnya magang di instalator listrik River Plate United Telephone.Co.Bagi seorang dengan ego yang sehat seperti dirinya,ini bukan prestasi pantas.Beberapa bulan kemudian memulai pekerjaan onassis meminta dipindah ke giliran malam dengan dalih bahwa ia harus mengerjakan beberapa hal di siang hari. Dengan ambisanya yang besar onassis tidak berniat menghabiskan waktunya untuk menyolder kabel,sementara siang harinya juga di selingi dengan bisnis tembakau yunani. Setelah setahun bekerja onassis minta keluar dari United telphone,dan dia ingin mengejar impiannya serta gagasannya dengan membuat pabrik rokok, dia punya modal sebesar $25.000 hasil tabungannya, dengan separuhnya pinjaman dari bank,kepercyaan mulai tampak padanya akhirnya dia memperkerjakan 30 orang yunani imigrant,usahanya dengan cepat berkembang tetapi tidak memberikan keuntungan sesuai harapannya.dan onassis menutup usahanya.Wira usahanya yang pertama gagal onassis tidak kehilangan semangat bahkan sebaliknya dia tambah gigih setelah dia beralih ke bisnis import tembakau dengan keuntungan yang lumayan. Selama musim panas tahun 1929 pemerintah yunani menaikan pajak dalam beberapa bidang termasuk tembakau,onassis memutusksn untuk menggunakan kesempatan ini untuk kembali ke yunani untuk mencoba mendekati pihak yang berwenang. Mula-mula mentri yang menerimanya memperhatikan kukunya sendiri dari pada mendengarkan permintaan pedagang muda ini,akhirnya dia tiba2 saja ingin menghentikan pembicaraan itu. dan Onassis berkata " Terimakasih kalau kita kapan-kapan ketemu lagi,saya harap anda akan memperhatikan tawaran saya ,saya pikir anda banyak pekerjaan,tetapi tampaknya kuku-kuku jari anda sudah cukup menyibukan.Tangan anda rupanya lebih penting daripada ekspor negri kita". Kata-kata onassis ternyata mengena, sang mentri tampak terkesan dan ia mulai bicara serius dengan onassis,setelah itu hubungan dagang antara yunani dan argentina dibuka. Akhirnya tahun 1922 menendai suatu keputusan besar bagi kehidupan onassis,kegagalan pertamnya sebagai pemilik kapal tidak membuat dia mundur untuk tetap menanamkan modal di sektor ini. Ia sudah gandrung dengan perkapalan ia tergerak oleh keyakinan bathin bahwa kapal sajalah yang akan membawannya ke jenjang sukses. Maka di kumpulkanlah semua uang miliknya yang waktu itu sudah lumayan,lalu berangkat ke london dan ia baru berusia 26 tahun saat itu.Ia telah dikenal karena reputasinya sebagai seorang usahawan yang berani,apalagi setelah penunjukannya sebagai konsul jendral yunani di Buenos Aires ,namun fungsi diplomatik ini tidak menyita waktunya. Pasar yang menderita berat akibat jatuhnya pasar modal Wall Steet tahun 1929,memberikan kesempatan baik bagi para penanam modal,Kapal-kapal menjadi murah jauh dibawah harga semula.Langkah paling baik adalah membeli kapal-kapal berusia 10 tahunan,kapal sebesar 9 ton yang semula harganya $1.000.000, kini hanya laku dijual $20.000, kira2 seharga Roll-Royce.Apa yang dilakukan Onassis selagi anak-anak kini akan terulang kembali tetapi barang bekasnya adalah kapal. Wlaupun kini bisnisnya di london. Onassis membeli kapal pertamnya di montreal .Kedua kapalnya bernama miller dan Spinner,diganti namanya menjadi Onassis Socrates dan Onassis Penelope sebagai tanda penghormatan pada kedua orang tuannya.Untuk mendapatkan untung dalam bisnis perkapalan pentinglah memperhatikan turun naiknya biaya muatan dan membuat keputusan tepat.Onassis mampu dalam hal ini.Lebih dari itu ia seorang yang optimis yang tak pernah mundur,dengan sifat petualang dan keberaniannya ia segera menonjol diantara para pemilik - pemilik kapal yunani lain yang berpangkalan di london karena tidak seperti mereka,ia tidak mempunyai pemikiran tentang krisis ekonomi dan tidak takut menanamkan modalnya. Sifat lain yang memudahkan jalan onassis adalah kemampuannya mendengarkan orang.Memang keluwesan dan kefasihan bicara memainkan peran penting dalam mengajak orang untuk menerima gagasannya,tetapi tidak banyaklah orang yang tahu benar cara mendengarkan orang lain.Kebanyakan orang kaya yang sukses telah belajar keahlian tersebut sehingga mereka tidak hanya selalu mengerti apa yang diketahui oleh lawan bicaranya,tetapi juga menyesuaikan diri dengan mereka.Demikianlah agar mampu mempengaruhi orang dan mendapat jaminan bahwa mereka akan menolong dalam perjalanan menuju sukses, orang harus mulai dengan mengetahui siapakah yang dihadapinya? Pada penghujung tahun 1947 ,Onassis melewati ambang lain dalam kariernya yang gemilang. Untuk pertama kali dalam hidupnya ia akan memulai secara sistematis menerapkan prinsif yang di kenal sebagai OPM (Other Peoples Money) dengan meminjam uang ke Metropolitan Life Insurance Company sebesar $40 juta untuk membangun kapal-kapal baru.Sebagai langkah siasat bisnisnya ia menggunakan sebuah perusahaan minyak sebagai mitra.Onassis akan mengangkut minyak mereka dan kontraknya akan tetap berlaku sampai habis waktu utang.Karena perusahaan minyak pada waktu itupun sangat terandalkan,meminjam atas nama perusahaan itu sangat mudah .Dalam arti tertentu badan keuangan meminjamkan uang kepada perusahaan minyak yang kayaitu dalam hubungannya dengan kapal-kapal onassis adalah ibarat seorang penyewa dengan rumah yang dihuninya dengan membayar uang sewa. kalau yang menyewa adalah Rockefeller,tidak menjadi soal apakah atapnya bocor atau bergenting emas. Kalau Rockefeller menyanggupi membayar uang sewanya,siapa saja bersedia memberikan pinjaman untuk mengurusi rumah itu,Keadaan itu berlaku pula pada kapal-kapal onassis, Prinsip ini sekarang lumrah sekali.Prinsip ini adalah dasar segala investasi pembangunan Real Estate . Kesimpulan: Untuk menjadi Sukses dalam bisnis masing2 orang mempunyai jalan dan kisah sukses yang berbeda beda,ada yang langsung sukses ada juga yang jatuh bangun bertubi-tubi,walaupun berbeda kisah dan perjalanannya tetapi wirausahawaan itu mempunyai kesamaan dalam sifat-sifatnya diantarnya: Maampu berhubungan dengan orang lain,Rasa percaya diri yang tinggi,optimis,Kesulitan dan kemelaratan mendorongnya untuk menemukan sumber dayanya sendiri, kreatif,inovatif,Mengasah jiwa Entrepreneur sedini mungkin. Semoga kissah ini bermanfaat untuk motivasi,kita ambil sisi baiknya dan lakukan modifikasi sesui kondisi kita juga tetap jaga agar setiap bisnis kita tidak menyimpang dari agama dalam praktek nya.

Minggu, 29 November 2015

NICK VUJICIC




Nick Vujicic lahir tanpa lengan atau kaki - tapi dia tidak membiarkan hal itu menghentikannya.
dengan usia 26 tahun Nick berani memainkan sepak bola, golf, berenang, dan surfing, meskipun tidak memiliki anggota badan.
Nick memiliki kaki kecil di pinggul kirinya yang membantu dia menyeimbangkan dan memungkinkan dia untuk menendang.
Dia menggunakan satu kaki untuk mengetik, menulis dengan pena dan mengambil hal-hal antara jari-jari kakinya.
"Saya menyebutnya paha ayam saya," canda Nick, yang lahir di Melbourne, Australia, tetapi sekarang tinggal di Los Angeles. "Aku akan hilang tanpa itu.
"Ketika saya masuk ke dalam air saya mengapung karena 80 persen dari tubuh saya paru-paru dan paha saya bertindak sebagai baling-baling. '
Karena imannya sebagai seorang Kristen Evangelis, Nick telah memilih untuk hidup sendiri sampai menikah meskipun ia telah memiliki pacar jangka panjang di masa lalu.
"Dia sangat sederhana tapi ia mendapat proposal pernikahan dari wanita sepanjang waktu," kata teman Nick dan humas Steve Appel, dari Los Angeles.
"Dia akan senang untuk menikah dan memulai sebuah keluarga tetapi dia menunggu gadis yang tepat untuk datang."


Ketika Nick lahir, ayahnya sangat terkejut dia meninggalkan kamar rumah sakit muntah. Ibu yang putus asanya tidak sanggup menahannya sampai ia berusia empat bulan.
Cacatnya datang tanpa penjelasan medis - sebuah kejadian langka yang disebut phocomelia - dan Nick dan orang tuanya menghabiskan bertahun-tahun bertanya mengapa hal kejam ini akan terjadi pada mereka.
'Ibuku adalah seorang perawat dan dia melakukan segalanya dengan benar selama kehamilan tapi dia masih menyalahkan dirinya sendiri, "katanya.
"Itu sangat sulit bagi mereka, tapi sejak awal mereka melakukan yang terbaik untuk membuat saya mandiri.
'Ayahku menempatkan saya di dalam air pada 18 bulan dan memberikan keberanian untuk belajar berenang.
"Saya juga punya benar-benar ke sepak bola dan skateboard. Aku benar-benar mencintai Liga Premier Inggris. '

Ayah Nick adalah seorang programmer komputer dan akuntan dan dia mengajarkan anak kecilnya bagaimana mengetik dengan jari kakinya saat berusia 6 tahun.
Ibunya menemukan sebuah perangkat plastik khusus yang berarti ia bisa memegang pena dan pensil.
Meskipun risiko bully, orangtuanya bersikeras Nick menghadiri sekolah umum.
"Itu adalah keputusan terbaik yang mereka bisa dibuat untuk saya," tambah Nick, yang kemudian meraih gelar dalam Perencanaan Keuangan dan Real Estate. "Hal itu sangat sulit tapi itu memberi saya kemerdekaan."
Nick, yang menggoda dan diganggu, memiliki kursi roda listrik untuk mobilitas, dan tim penjaga untuk membantunya.
"Saya sangat tertekan ketika saya berusia delapan tahun," katanya. "Aku pergi ke ibu menangis saya dan mengatakan padanya aku ingin bunuh diri.
"Aku merasa dingin dan pahit. Aku membenci Tuhan untuk melakukan hal ini kepada saya dan takut apa yang akan terjadi ketika orang tua saya tidak ada di sana untuk menjaga saya.
"Aku bisa sikat gigi sendiri dengan dinding terpasang kuas dan mencuci rambut saya sendiri dengan tindakan pompa sabun, tapi ada begitu banyak hal yang mustahil bagi saya."
Pada usia sepuluh Nick, mencoba menenggelamkan dirinya di kamar mandi tapi untungnya upaya itu tidak berhasil.
"Saya merasa tidak ada tujuan ketika Anda kekurangan tujuan dan kekuatan sulit untuk bertahan," katanya.
Tapi dengan bantuan dari agamanya, teman dan keluarga, Nick berhasil menarik melalui untuk menjadi simbol internasional kemenangan atas kesulitan.

Para penggemar sepak bola sekarang menjadi pembicara motivasi dan telah melakukan perjalanan ke lebih dari 24 negara berbicara kepada kelompok sampai 110.000 orang.
" Ketika saya berusia 13 saya membaca sebuah artikel surat kabar tentang seorang pria cacat yang berhasil mencapai hal-hal besar dan membantu orang lain , " kata Nick , yang juga bermain golf dengan klub terselip di bawah dagunya .
"Saya menyadari mengapa Allah telah membuat kami seperti ini - untuk memberi harapan kepada orang lain . Itu sangat inspiratif untuk saya bahwa saya memutuskan untuk menggunakan hidup saya untuk mendorong orang lain dan memberi mereka keberanian bahwa artikel telah memberi saya .

KONFLIK DAYAK DAN ETNIK MADURA


Konflik dayak dan Madura


Nama: Alvin wibianto p
NPM:10315588
KELAS:1TA07


A.Latar Belakang
Kehidupan ini selalu menunjukkan kondisi yang beragam. Keberagaman dalamkehidupan menunjukkan bahwa dunia dari kehidupan di dalamnya masih pada kondisinormal. Keberagaman dalam wadah kehidupan bak taman indah yang ditumbuhi beranekamacam tumbuhan dan bunga-bunga. Keberagaman menjadi indah apabila bisa tertata dengan baik sebagaimana juga keberagaman akan memperlihatkan keindahan yang eksotik jika bisadihargai oleh setiap kelompok yang ada .Keberagaman atau pluralitas dalam dialektikakehidupan beragama tentu sedikit menumbuhkan fenomena yang menarik untuk diteroponglebih dekat lagi.
Terdapat sejumlah persoalan yang perlu dicermati manakala agama bersinggungan dengan pluralitas social, dari mulai politik, adat, dan ekonomiKrisis jati diri bangsa yang paling mencekam muncul dalam sikap antipluralisme dikelangan sekelompok anak bangsa. Sebagian besar masyarakat, terutama kelompok-kelompok dominan, masih tidak memahami prinsip-prinsip pluralism dan multikulturalisme(M Dawan Rahardjo, 2010). Mereka bahkan curiga dan mearasa menghadapi ancaman.Padahal, justru kecurigaan dan kekhawatiran inilah yang menimbulkan konflik dan aksi-aksikekerasan yang cukup marak di Indonesia akhir-akhir ini.Melihat beberapa kejadian belakangan yang timbul di tanah air, maka perlumengangkat kembali pemahaman terhadap pluralism Indonesia sebagai satu kesatuan danmerupakan asset bangsa yang berperan besar dalam proses pembangunan dan pencapaiantujuan dan cita-cita bangsa.

BAB II
PEMBAHASAAN
A.    Pengertian Pluralisme
Secara terminologis, ”plural” adalah bentuk dasar dari kata pluralisme, yang artinya lebih dari satu. Sedangkan pluralisme ialah keadaan masyarakat yang majemuk (berkaitan dengan sistem sosial dan politik). Sedangkan secara etimologis, pluralisme memiliki banyak arti, tetapi pada dasarnyamemiliki kesamaan makna. Sebagian ada yang mengatakan bahwa pluralisme adalah sebuah pengakuan akan hukum Tuhan yang menciptakan manusia yang tidak hanya terdiri dari satu kelompok, suku, warna kulit, dan agama saja. Jadi, menurut pengertian ini, pluralisme mengakui perbedaan-perbedaan sebagai sebuah realitas yang pasti ada di mana saja.
Pluralisme adalah sebuah kerangka dimana ada interaksi beberapa kelompok-kelompok yang menunjukkan rasa saling menghormati dan toleransi satu sama lain. Mereka hidup bersama (koeksistensi) serta membuahkan hasil tanpa konflik asimilasi. Sebenarnya berbicara tentang konsep pluralisme, sama halnya membicarakan tentang sebuah konsep kemajemukan atau keberagaman, dimana jika kita kembali pada arti pluralisme itu sendiri bahwa pluralisme itu merupakan suatu kondisi masyarakat yang majemuk.
Kemajemukan disini dapat berarti kemajemukan dalam beragama, sosial dan budaya. Namun yang sering menjadi issu terhangat berada pada kemajemukan beragama. Pada prinsipnya, konsep pluralisme ini timbul setelah adanya konsep toleransi. Jadi ketika setiap individu mengaplikasikan konsep toleransi terhadap individu lainnya maka lahirlah pluralisme itu. Dalam konsep pluralisme-lah bangsa Indonesia yang beraneka ragam ini mulai dari suku, agama, ras, dan golongan dapat menjadi bangsa yang satu dan utuh.
Pluralisme sering diartikan sebagai paham yang mentoleransi adanya ragam pemikiran, agama, kebudayaan, peradaban dan lain-lain. Kemunculan ide pluralisme didasarkan pada sebuah keinginan untuk melenyapkan klaim kebenaran (truth claim) yang dianggap menjadi pemicu munculnya sikap ekstrem, radikal, perang atas nama agama, konflik horisontal, serta penindasan atasnamaagama.
Menurut kaum pluralis, konflik dan kekerasan dengan mengatasnamakan agama baru sirna jika masing-masing agama tidak lagi menganggap agamanya yang paling benar. Lahirnya gagasan mengenai pluralisme (agama) sesungguhnya didasarkan pada sejumlah factor:
•Pertama
adanya keyakinan masing-masing pemeluk agama bahwa konsep ketuhanannyalah yang paling benar dan agamanyalah yang menjadi jalan keselamatan. Masing-masing pemeluk agama juga meyakini bahwa merekalah umat pilihan. Menurut kaum pluralis, keyakinan-keyakinah inilah yang sering memicu terjadinya kerenggangan, perpecahan bahkan konflik antar pemeluk agama. Karena itu, menurut mereka, diperlukan gagasan pluralisme sehingga agama tidak lagi berwajah eksklusif dan berpotensi memicu konflik.
•Kedua
faktor kepentingan ideologis dari Kapitalisme untuk melanggengkan dominasinya di dunia. Selain isu-isu demokrasi, hak asasi manusia dan kebebasan serta perdamaian dunia, pluralisme agama adalah sebuah gagasan yang terus disuarakan Kapitalisme global yang digalang Amerika Serikat untuk menghalang kebangkitan Islam.


B.     Konflik Ambon dan Patologi Sosial
Jakarta Ledakan konflik horizontal yang bernuansa suku, agama, ras dan golongan (SARA) yang terjadi di Ambon pada Ahad (11/9) yang lalu, adalah tanda bahwa Indonesia sangat rentan terhadap potensi konflik. Sebagai negara yang plural, maka kita harus antisipatif dalam membaca dan menalar koflik sebagai problem serius dan harus diselesaikan secara komprehensif.
Konflik memiliki definisi beragam karena beragamnya latar belakang dan perspektif. Tapi pada dasarnya, ada satu kata yang menjadi kesimpulan bersama para ahli tetang definisi konflik. Yaitu disebabkan karena terjadi disharmoni diantara elemen-elemen yang ada, baik dalam skala individu maupun kelompok.
Newstorm dan Davis (1977), melihat konflik sebagai warisan kehidupan sosial yang boleh berlaku dalam berbagai keadaan akibat daripada bangkitnya keadaan ketidaksetujuan, kontroversi dan pertentangan di antara dua pihak atau lebih pihak secara terus menerus. Dari perspektif behavioural, Muchlas (1999) menyebut konflik sebagai akibat dari terjadinya minteraktif individu atau kelompok sosial. Di Indonesia, konflik memiliki sejarah yang panjang. Sebagai negeri multikultural ini, setiap rezim pemerintahan di negeri ini memliki satu tugas yang sama yaitu menciptakan harmonisasi akibat seringnya terjadi konflik dengan berbagai latar belakang.
Dilihat dari strukturnya, ada dua konflik yaitu konflik vertikal dan konflik horizontal. Konflik vertikal biasanya bersifat elitis dan politis. Sedang konflik horizontal lebih pada latar belakang suku, agama, ras dan golongan (SARA), budaya dan ekonomi. Masa yang paling kelam dalam sejarah panjang konflik di Indonesia, terjadi pasca Reformasi tahun 1998. Terjadi ledakan konflik horizontal bernuansa SARA, diantaranya konflik Poso, konflik Ambon, konflik Dayak-Madura di Kalimantan. Serta konflik vertikal GAM hingga tahun 2005. Energi pemerintah mau tidak mau harus dikerahkan untuk meredam konflik hingga recovery pasca konflik.
Tak dapat dinafikan, jika konflik mempengaruhi NKRI secara keseluruhan. Baik kerugian sosial yang menjadi rentan akibat mudahnya masyarakat tersulut provokasi, maupun kerugian ekonomi karena sumber dana untuk menyelesaikan akibat yang ditimbulkan konflik tersebut. Seiring perjalanan kehidupan, sejarah konflik berkembang dengan motif beragam. Fritjof Chapra di dalam bukunya The Turning Point, menyebut konflik sebagai "penyakit peradaban". Fritjof Chapra membaca patologi sosial ini, sebagai bias dari anomali ekonomi dan krisis budaya.
Dari perspektif ekonomi, konflik lahir dari keterdesakan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia. Sumber daya ekonomi yang terbatas sementara kebutuhan tak terbatas memaksa manusia untuk bertindak nekad demi memenuhi kebutuhan.Sedang dari perspektif budaya, struktur sosial yang bergolak dan akhirnya melahirkan konflik, merupakan indikasi adanya proses transformasi sehingga menyebabkan rasa keterasingan dan mental ketertinggalan.
Menurut sejarawan Arnold Toynbee sebagaimana dikutif oleh Chapra, pergolakan budaya lahir dari pola interaksi sebagai cara sebuah peradaban melakukan dinamisasi untuk membentuk dirinya, mencari titik equilibrum.
Irama dalam pertumbuhan budaya tersebut menimbulkan fluktuasi yang saling mempengaruhi antara dua kutub, para filusuf Cina menyebutnya Yin dan Yang, Empedocles menyebut sebagai pertarungan cinta dan benci.
Toynbee menyebut hilangnya fleksibilitas di dalam masyarakat multikulural merupakan tanda-tanda keruntuhan sebuah budaya. Struktur sosial dan pola perilaku masyarakat menjadi kaku, masyarakat tidak lagi mampu menyesuaikan diri dalam kreativitas respons. Kekakuan dan hilangnya fleksibilitas ini menyebabkan pudarnya harmoni secara umum dan mengarahkan masyarakat pada meletusnya perpecahan dan kekacauan sosial.
Di sisi lain, globalisasi yang terjadi begitu derasnya, menyebabkan erosi dan shock budaya. Arus informasi yang menyerang dari berbagai lini kehidupan, merekonstruksi gaya baru dalam diri bangsa tercinta. Pada akhirnya, anak bangsa kehilangan jati diri akibat adanya polarisasi nilai-nilai luhur dan kearifan budaya lokal yang terkontaminasi oleh budaya asing. Friksi sosial budaya pada akhirnya melahirkan dua kelompok masyarakat (masyarakat konservatif dan masyarakat akomodatif tanpa reserve) tidak rukun. Sehingga disharmoni tersebut menjadi bom waktu bagi negara dengan masyarakat yang plural seperti Indonesia. Pancasila sebagai dasar kehidupan dan ciri budaya bangsa Indonesia, tidak tertutup dari perubahan. Sehingga nilai-nilai luhur dan pluralitas yang terkandung dalalm Pancasila, dapat merekatkan masyarakat dari semua golongan baik suku, agama, maupun afiliasi politik. Oleh karenanya, membaca tafsir dan membumikan kembali dasar dan ideologi negara (Pancasila) menjadi salah satu solusi atas konflik sosial yang sering terjadi.
Selain itu, konflik politik yang hari-hari ini justru bergeser pada elit bangsa akibat tarik menarik kepentingan pragmatis, menjadi tugas berat yang harus diakhiri. Karena elit bangsa adalah panutan masyarakat. Sehingga penulis memandang, bahwa sangat mendesak untuk terlebih dahulu menanamkan nilai-nilai Pancasila pada para pemimpin bangsa. Dibutuhkan peran aktif masyarakat untuk mengeliminir elit yang egois dan lebih mementingkan diri dan kelompoknya. Baik secara kolektif melalui pengawasan, maupun seleksi secara individu saat pemilihan umum.
Pemerintah juga perlu mendorong pemerataan pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan yang sering dibangga-banggakan itu, jangan hanya menjadi milik golongan tertentu atau dilakukan pada wilayah tertentu saja. Karena yang kita saksikan, konflik sosial-horizontal sering kali terjadi di wilayah yang mengalami kesenjangan sosial-ekonomi.Masyarakat harus diangkat strata kesejahteraannya, melalui penciptaan lapangan kerja dan pemberdayaan seluas-luas dan seadil-adilnya. Karena pengangguran dan kemiskinan adalah stimulus yang efektif memicu konflik.
Dari sisi psikologi sosial, konflik merupakan produk dari sikap emosional. Maka kedewasaan dan rasionalitas menyikapi berbagai upaya untuk memperkeruh keadaan menjadi fundamen yang urgen. Bahwa konflik hanya akan membawa kerugain bagi semua fihak. Maka damailah Indonesia.

BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Secara terminologis, ”plural” adalah bentuk dasar dari kata pluralisme, yang artinya lebih dari satu. Sedangkan pluralisme ialah keadaan masyarakat yang majemuk (berkaitan dengan sistem sosial dan politik). Sedangkan secara etimologis, pluralisme memiliki banyak arti, tetapi pada dasarnyamemiliki kesamaan makna. Sebagian ada yang mengatakan bahwa pluralisme adalah sebuah pengakuan akan hukum Tuhan yang menciptakan manusia yang tidak hanya terdiri dari satu kelompok, suku, warna kulit, dan agama saja.
Pluralisme adalah sebuah kerangka dimana ada interaksi beberapa kelompok-kelompok yang menunjukkan rasa saling menghormati dan toleransi satu sama lain.
B.  SARAN
1. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari berbagai suku, etnis, dan agama, oleh karena itu pluralisme sangat diperlukan.
2. Dalam Hal Ini Pmemerintah Harus Lebih Fokus Untuk Menyelesaikan Berbagai Konflik, Baik Pemerintah Pusat Atau Setempat. Dan Mencari Solusi Agar Masalah Dapat Terselesaikan.
3. Dari Segi Lain seperti tokoh-tokoh agama pun harus perihatin terhadap konflik yang terjadi, karena konflik tersebut pasti menyangkut teentang perbedaan keyakinan dan budaya.
DAFTAR PUSTAKA
Alister E. Mcgrath, 'Christian Theology: an Introduction, (Oxford: Blackwell Publisher, 1994). pp 458-459; Coser, Lewis, The Function of Social Conflict, (New York: Free Press, 1965).  Coser, Lewis, The Function of Social Conflict, (New York: Free Press, 1965).   
Coward, Harold, Pluralisme, Tantangan Agama-agama, ter. (Yogyakarta: Kanisius, 1989).
Blattberg, Charles. Oxford From Pluralist to Patriotic Politics: Putting Practice First, University Press, 2000.
Ethics: A Pluralistic Approach to Moral Theory, 2nd ed, Lawrence M. Hinman, Harcourt Brace, 1998.The Open Society and its Enemies, Karl Popper, Routledge, 1945

Minggu, 15 November 2015

WAYANG KULIT TERANCAM PUNAH



Makalah

Wayang Kulit Terancam Punah










Oleh :


NAMA :  ALVIN WIBIANTO P

NPM : 10315588

KELAS: 1TA07




FAKULTAS TEKNIK SIPIL
 UNIVERSITAS  GUNADARMA


Daftar Isi

 I.   Latar Belakang.......................................................................................................................... 3

 Wayang Kulit Terancam Punah, Banyak Dalang Sepi Penonton.............................................. 3

 75 Jenis Wayang Punah............................................................................................................. 3

 II.   Perumusan Masalah................................................................................................................ 5

 Jenjang Karir Dalang.................................................................................................................. 6

 Wayang bukan Acara Komersial................................................................................................ 6

 Sepi Pengunjung Museum......................................................................................................... 6

 Kendala Biaya, Durasi dan Bahasa............................................................................................ 6

 Pemaknaan Hiburan yang Berbeda........................................................................................... 7

 III.     Kajian Pustaka....................................................................................................................... 8

 III.I.   Teori Komunikasi............................................................................................................... 8

 III.I.I.    Proses Komunikasi..................................................................................................... 9

 III.I.II.    Jenis-Jenis Komunikasi........................................................................................... 11

 III.I.III.   Fungsi Komunikasi................................................................................. 12

 III.II.   Wayang.......................................................................................................... 14


 III.II.II.   Jenis - Jenis Wayang................................................................ ............ 16

 III.II.III.     Museum Wayang................................................................................. 18

 IV.    Kesimpulan........................................................................................................ 19


 Lucunya Wayang Unyu untuk Facebook Messenger......................................... 20

 Wayang Kulit Membuat Kuliah Tambah Menarik................................................ 21

 Daftar Pustaka.......................................................................................................... 22


I.                Latar Belakang

Permasalahan wayang kulit terancam punah akhir-akhir ini muncul melalui media massa, Berikut beberapa berita mengenai permasalahan wayang punah.

Wayang Kulit Terancam Punah, Banyak Dalang Sepi Penonton

Dunia seni wayang kulit Indonesia kini menghadapi problem yang serius. Bukan terkait jumlah dalang, tapi jumlah penonton kian lama kian menyusut. "Kalau dari segi jumlah dalang, kita mencukupi. Kita mempunyai perguruan tinggi yang mempunyai jurusan pedalangan, sanggar wayang di seluruh Indonesia. Saat ini jumlah dalang hampir 2000-an, tapi penonton makin sedikit, " tutur Suparmin Sunjoyo, Ketua Sekretariat Nasional Pewayangan Indonesia (Sena Wangi) di selasela konferensi pers Wayang Summit di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di Jakarta, Kamis (22/11/2012). Dikatakan, saat ini 80 persen penonton wayang berusia di atas 50 tahun. Untuk itu, pihaknya telah mengusulkan untuk memasukan wayang menjadi bagian kurikulum di pelajaran sekolah. "Sayangnya sampai sekarang belum direspon. Kenapa perlu masuk kurikulum karena akan menjadi kewajiban," katanya. (Laporan Wartawan Tribunnews, Eko Sutriyanto)

Lantas bagaimana mendorongnya supaya wayang tetap eksis? Disamping mengenalkan sejak dini di sekolah, kita mengikuti selera yg diinginkan, misalnya menggunakan bahasa Indonesia. "Durasi diganti dari semalam suntuk jadi 2-3 jam dan cerita menyangkut situasi sekarang. Juga gending, instrumen yang akan jadi daya tarik," kata mantan Duta Besar Indonesia untuk Suriname ini. (Laporan Wartawan Tribunnews, Eko Sutriyanto)

75 Jenis Wayang Punah

JAKARTA, KOMPAS.com — Sekitar 75 jenis wayang yang menjadi kekayaan budaya Indonesia kini telah punah. Hanya sekitar 25 jenis wayang yang saat ini masih bertahan dengan jumlah komunitas dan penonton cukup banyak. Semestinya, dengan diakuinya wayang oleh Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO) sebagai mahakarya dunia yang tak ternilai dalam seni bertutur (Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity) pada 2003, wayang bisa lebih berkembang di Tanah Air. Kenyataannya, pemerintah belum memiliki arah dan strategi yang jelas dalam pengembangan wayang. ”Pada masa Orde Baru, institusi pemerintah, mulai dari Istana hingga pemerintahan desa, sering mementaskan wayang. Kini, kami seperti dibiarkan sendiri,” kata Ketua Umum Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi) Ekotjipto saat berkunjung ke Redaksi Kompas di Jakarta,



Selasa (20/8/2013). Selain kurangnya perhatian pemerintah, perkembangan zaman telah membawa perubahan kebudayaan dan peradaban sehingga wayang yang merupakan kesenian tradisional semakin ditinggalkan. Tak heran beberapa jenis wayang punah dan tak bisa lagi ditonton masyarakat, seperti wayang suket, wayang klitik, wayang krucil, wayang gedog, dan wayang beber. Adapun wayang yang masih digemari masyarakat sehingga masih cukup eksis antara lain wayang kulit purwa Jawa dengan berbagai gaya, baik Surakarta, Yogyakarta, Jawa Timuran, Banyumasan, Cirebonan, maupun Betawi. Begitu pula wayang golek Sunda, wayang Bali, dan wayang sasak Lombok masih banyak penggemarnya. Meski penggemar wayang menurun, kata Ekotjipto, animo masyarakat untuk terjun ke dunia pedalangan cukup tinggi. Ini ditunjukkan dengan banyaknya peserta pada setiap lomba pencarian bibit dalang yang digelar Pepadi. ”Peminat paling banyak justru untuk dalang anak-anak dan remaja,” kata Ekotjipto. Upaya yang dapat dilakukan agar wayang terhindar dari kepunahan antara lain dengan memasukkan wayang dalam pendidikan formal. Selain itu, juga memasukkan wayang dalam perangkat komunikasi modern sehingga mudah dijangkau anak-anak atau generasi muda. Saat ini terdapat 15.000 seniman pedalangan yang masih eksis. Sementara jumlah dalang di seluruh Indonesia tercatat 6.000 orang.




II.                Perumusan Masalah

Berikut diagram pencarian dalam upaya pencarian rumusan masalah :



Jenjang Karir Dalang

"Kalau dari segi jumlah dalang, kita mencukupi. Kita mempunyai perguruan tinggi yang mempunyai jurusan pedalangan, sanggar wayang di seluruh Indonesia. Saat ini jumlah dalang hampir 2000-an, tapi penonton makin sedikit, " tutur Suparmin Sunjoyo, Ketua Sekretariat Nasional Pewayangan Indonesia (Sena Wangi) di selasela konferensi pers Wayang Summit di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di Jakarta, Kamis (22/11/2012).

Melihat fenomena tersebut disebutkan bahwa tersedianya sekolah dalang dan jumlah dalang hampir 2000-an, namun tetap saja sepi pengunjung. Penulis menilai jenjang karir dalang memang bukan masalah yang paling utama dalam terancamnya wayang kulit untuk punah, namun harus menjadi perhatian agar kedepan profesi dalang merupakan profesi yang mampu mengangkat citra bahwa dalang juga sebagai profesi yang menjanjikan.

Wayang bukan Acara Komersial

Melihat dari keberadaan wayang sebagai aset kebudayaan menjadikan wayang bukan menjadi pilihan para penyelenggara kegiatan untuk mencari pemasukan dana. Hal ini terlihat dari beberapa kegiatan acara wayang dilaksanakan untuk memperingati sebuah acara keagamaan dan pemerintahan tanpa dipungut biaya.

Sepi Pengunjung Museum

Penulis melihat bahwa sepinya pengunjung museum wayang kulit bisa menjadi faktor pemicu terancamnya wayang kulit untuk “punah”. Punah bukan berarti hilang, namun posisinya menjadi tergantikan oleh tempat tujuan lain, seperti tempat perbelanjaan yang lokasinya dekat dengan perkotaan.

Kendala Biaya, Durasi dan Bahasa

Penulis menilai faktor penyebab terancamnya wayang kulit untuk punah. Faktor biaya, durasi, dan bahasa menjadi faktor penentu dalam terancamnya wayang kulit untuk punah. Disebutkan bahwa untuk setiap pertunjukan wayang membutuhkan biaya minimal 10 juta rupiah, hal ini dikarenakan biaya sewa tempat, dan alat. Belum ada lokasi publik permanen yang dapat digunakan untuk pertunjukan wayang. Selain itu durasi pertunjukan wayang yang memakan waktu hingga semalam suntuk membuat pertunjukan ini kurang diminati, khususnya oleh anak-anak. Faktor lainnya adalah penggunaan bahasa Jawa dalam setiap penyampaian



ceritanya. Tentu saja hal ini menjadi persoalan bagi para penonton yang tidak memahami bahasa Jawa. Hal ini bias saja disebabkan oleh kurikulum bahasa Jawa yang tidak masuk menjadi pelajaran wajib di sekolah, sehingga penggunaannya maupun pengertiannya akan susah dipahami. Duta besar Suriname memberikan saran untuk mengenalkan bahasa daerah sejak dini di sekolah serta mengikuti selera yg diinginkan, misalnya menggunakan bahasa Indonesia, kemudian durasi diganti dari semalam suntuk jadi 2-3 jam dan cerita menyangkut situasi sekarang. Juga gending, instrument musikal diolah untuk lebih memiliki daya tarik.

Pemaknaan Hiburan yang Berbeda

Berada di era teknologi dan informasi yang pesat, menimbulkan pergeseran pemaknaan akan hiburan. Sebelum munculnya era teknologi, salah satu kegiatan masyarakat untuk mencari hiburan adalah dengan menonton wayang, kegiatan ini diikuti oleh orang dewasa maupun anak-anak, bahkan durasinya pun semalam suntuk, namun di era modern ini, masyarakat tidak perlu keluar rumah karena bisa mendapatkan hiburan yang sangat beragam melalui televisi maupun internet.



III.            Kajian Pustaka


III.I.      Teori Komunikasi

Secara kodrati manusia merupakan mahluk monodualistis, artinya selain sebagai mahluk individu manusia juga berperan sebagai mahluk sosial. Menurut Aristoteles, mahluk sosial merupakan zoon politicon yang berarti manusia dikodratkan untuk hidup bermasyarakat dan berinteraksi satu sama lain. Sebagai mahluk sosial, manusia membutuhkan manusia lain untuk bertahan hidup dan dituntut untuk saling bekerjasama. Dalam proses interaksi antar manusia tersebut terciptalah komunikasi.

Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak yang lain. Pada umumnya komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu misalnya tersenyum, menggelengkan kepala atau mengangkat bahu. Cara ini disebut komunikasi nonverbal.

Banyak pakar menilai bahwa komunikasi adalah suatu kebutuhan yang sangat fundamental bagi seseorang dalam hidup bermasyarakat. Profesor Wilbur Schramm menyebutnya bahwa komunikasi dan masyarakat adalah dua kata kembar yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya.

"Tanpa komunikasi tidak mungkin masyarakat terbentuk, sebaliknya tanpa masyarakat maka manusia tidak mungkin dapat mengembangkan komunikasi."-Schramm (1982).

Kemudian apa yang mendorong manusia sehingga ingin berkomunikasi dengan manusia lainnya. Dalam teori dasar Biologi menyebut adanya dua kebutuhan, yakni kebutuhan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya dan kebutuhan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

Komunikasi secara terminologis merujuk pada adanya proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Jadi dalam pengertian ini yang terlibat dalam komunikasi adalah manusia.



"Human communication is the process through which individuals –in relationships, group, organizations and societies—respond to and create messages to adapt to the environment and one another."-Ruben dan Steward(1998:16) - Komunikasi manusia adalah proses yang melibatkan individu-individu dalam suatu hubungan, kelompok, organisasi dan masyarakat yang merespon dan menciptakan pesan untuk beradaptasi dengan lingkungan satu sama lain.

"Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan, siapa?, mengatakan apa?, dengan saluran apa?, kepada siapa?, dengan akibat atau hasil apa? (who? says what? in which channel? to whom? with what effect?)."- Lasswell (1960).

Menurut Forsdale (1981) seorang ahli pendidikan terutama ilmu komunikasi : Dia menerangkan dalam sebuah kalimat bahwa “communication is the process by which a system is established, maintained and altered by means of shared signals that operate according to rules”. Komunikasi adalah suatu proses dimana suatu sistem dibentuk, dipelihara, dan diubah dengan tujuan bahwa sinyal-sinyal yang dikirimkan dan diterima dilakukan sesuai dengan aturan.

III.I.I.    Proses Komunikasi

Komunikasi merupakan salah satu kebutuhan dasar bagi kelangsungan hidup manusia karena merupakan cara bagi manusia untuk saling berhubungan. Kata komunikasi atau communication dalam bahasa inggris berasal dari kata latin communis yang berarti sama, communico, communicatio, atau communicare yang berarti membuat sama (to make common)1.

Menurut Judy C. Pearson dan Paul E. Nelson, komunikasi adalah proses memahami dan berbagi makna2. Oleh karena itu, tujuan utama dari komunikasi adalah terjadinya kesamaan dalam memahami makna antara manusia yang berkomunikasi.

Claude Shannon dan Warren Weaver pada tahun 1949 memperkenalkan diagram komunikasi sebagai berikut:


Diagram III.1. Model Komunikasi Shannon-Weaver
(Sumber : http://www.cscd.osaka-u.ac.jp/user/rosalde/080616miomio.html)


1  Mulyana, Deddy. 2007. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: PT Rosdakarya, halaman 46.

2   Ibid., 76



Diagram tersebut menjelaskan bahwa di dalam sebuah komunikasi harus terdapat unsur-unsur, seperti sumber pesan, pesan, penyampai pesan, saluran, penerima pesan, dan tujuan yang ingin dicapai. Adapun unsur lain yang juga harus diperhatikan adalah gangguan / kendala komunikasi (noise/barriers) yang harus direkduksi.

Sementara Harold lasswell kemudian menambahkan bahwa di dalam komunikasi, selain harus terdapat unsur-unsur Siapa, Berkata Apa, dengan Saluran Apa, dan Kepala Siapa, juga harus ada unsur dengan Efek Bagaimana3. Suatu komunikasi tidak hanya berhenti hanya sampai pada tahap pesan berhasil sampai kepada penerimanya, tetapi setelah itu harus ada efek yang timbul dari hasil penyampaian pesan tersebut, baik efek pada penerima maupun penyampai pesan.

Di dalam komunikasi manusia, saluran untuk menyampaikan pesan menjadi sangat penting karena tanpa saluran tersebut pesan dari penyampai tidak akan pernah bisa sampai kepada penerima. Saluran di dalam komunikasi lebih lanjut terbagi menjadi tiga jenis, yaitu saluran (channel), medium,dan kode.

Menurut John Fiske, saluran (channel) adalah wujud fisik dari segala hal yang bisa meneruskan sinyal-sinyal informasi4. Salah satu contohnya adalah gelombang cahaya. Sementara medium merupakan wujud fisik dari hal-hal yang dapat mengkonversikan pesan menjadi sinyal-sinyal yang dapat diteruskan melalui saluran5. Contoh medium adalah tulisan, radio, televisi, foto, dan juga bangunan. Kode merupakan sistem pemaknaan yang dipahami bersama oleh suatu kelompok budaya atau sub-budaya6, salah satu contoh kode adalah lampu lalu lintas.

Keberadaan tiga jenis saluran tersebut tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Medium dapat diindera karena adanya saluran perantara (chanel) yang menghubungkan indera manusia dengan wujud fisik medium, kemudian pesan yang terkandung di dalam medium dapat dimaknai karena mengandung kode-kode tertentu yang diorganisasikan sesuai dengan sistem yang telah disepakati oleh suatu kelompok masyarakat.







Berangkat dari paradigma Lasswell, Effendy (1994:11-19) membedakan proses komunikasi menjadi dua tahap, yaitu:

a)  Proses Komunikasi Secara Primer

Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah pesan verbal (bahasa), dan pesan nonverbal (kial/gesture, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya) yang secara langsung dapat/mampu menerjemahkan pikiran dan atau perasaan komunikator kepada komunikan.

b)  Proses Komunikasi Sekunder


Proses  komunikasi  secara  sekunder  adalah  proses  penyampaian  pesan  oleh
komunikator kepada
komunikan dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua
setelah memakai
lambang sebagai media pertama.

Seorang komunikator menggunakan media ke dua dalam menyampaikan komunikasi ke

komunikan sebagai sasaran yang berada di tempat relatif jauh atau jumlahnya banyak.
Surat,
telepon, teleks, surat kabar, majalah, radio, televisi, film, adalah media kedua yang
sering
digunakan dalam komunikasi. Proses komunikasi secara sekunder itu menggunakan
media yang
dapat diklasifikasikan sebagai media massa (surat kabar, televisi, radio, dsb.)
dan media
nirmassa (telepon, surat, megapon).
III.I.II.
Jenis-Jenis Komunikasi

Jenis-jenis komunikasi dalam organisasi antara lain:





a)  Komunikasi formal dan informal

Komunikasi formal adalah komunikasi yang mengikuti rantai komando yang dicapai oleh hirarki wewenang. Komunikasi informal adalah komunikasi yang terjadi diluar dan tidak tergantung pada herarki wewenang. Komunikasi informal ini timbul karena adanya berbagai maksud, yaitu

-  Pemuasan kebutuhan manusiawi,
-  Perlawanan terhadap pengaruh yang monoton dan membosankan,
-  Keinginan untuk mempengaruhi perilaku orang lain,
-  Sumber informasi hubungan pekerjaan.

b)    Komunikasi ke bawah, komunikasi ke atas, dan komunikasi lateral


Komunikasi kebawah mengalir dari peringkat atas ke bawah dalam herarki. Komunikasi

ke atas adalah berita yang mengalir darin peringkat bawah ke atas atas suatu organisasi.

Komunikasi     lateral adalah sejajar antara mereka yang berada tingkat satu wewenang.

c)  Komunikasi satu arah dan dua arah

Komunikasi satu arah, pengirim berita berkomunikasi tanpa meminta umpan balik, sedangkan komunikasi dua arah adalah penerima dapat dan memberi umpan balik.

Komunikasi efektif yaitu komunikasi yang mampu menghasilkan perubahan sikap (attitude change) pada orang lain yang bisa terlihat dalam proses komunikasi. Tujuan dari Komunikasi Efektif sebenarnya adalah memberi kan kemudahan dalam memahami pesan yang disampaikan antara pemberi informasi dan penerima informasi sehingga bahasa yang digunakan oleh pemberi informsi lebih jelas dan lengkap, serta dapat dimengerti dan dipahami dengan baik oleh penerima informasi, atau komunikan. tujuan lain dari Komunikasi Efektif adalah agar pengiriman informasi dan umpan balik atau feed back dapat seinbang sehingga tidak terjadi monoton. Selain itu komunikasi efektif dapat melatih penggunaan bahasa nonverbal secara baik.

Menurut Mc. Crosky Larson dan Knapp mengatakan bahwa komunikasi yang efektif dapat dicapai dengan mengusahakan ketepatan (accuracy) yang paling tinggi derajatnya antara komunikator dan komunikan dalam setiap komunikasi. Komunikasi yang lebih efektif terjadi apabila komunikator dan komunikan terdapat persamaan dalam pengertian, sikap dan bahasa. Komunikasi dapat dikatakan efektif apa bila komunikasi yang dilakukan dimana:

a)    Pesan dapat diterima dan dimengerti serta dipahami sebagaimana yang dimaksud oleh pengirimnya.

b)    Pesan yang disampaikan oleh pengirim dapat disetujui oleh penerima dan ditindaklanjuti dengan perbuatan yang diminati oleh pengirim.

c)    Tidak ada hambatan yang berarti untuk melakukan apa yang seharusnya dilakukan untuk menindaklanjuti pesan yang dikirim.

III.I.III. Fungsi Komunikasi

William I. Gorden (dalam Deddy Mulyana, 2005:5-30) mengkategorikan fungsi komunikasi menjadi empat, yaitu:

a)  Sebagai komunikasi sosial


Fungsi  komunikasi  sebagai  komunikasi  sosial  setidaknya  mengisyaratkan  bahwa

komunikasi itu

penting  untuk  membangun
konsep
diri
kita,
aktualisasi  diri,
untuk
kelangsungan hidup, untuk
memperoleh
kebahagiaan,
terhindar
dari
tekanan
dan
ketegangan, antara lain lewat komunikasi
yang bersifat menghibur, dan memupuk hubungan
hubungan orang lain. Melalui komunikasi
kita  bekerja  sama  dengan  anggota  masyarakat
(keluarga, kelompok belajar, perguruan tinggi,
RT, desa,
...,
negara
secara keseluruhan)
untuk mencapai tujuan bersama.








b)  Sebagai komunikasi ekspresif








Komunikasi berfungsi untuk menyampaikan perasaan-perasaan (emosi) kita. Perasaan-
perasaan
tersebut terutama dikomunikasikan melalui pesan-pesan nonverbal. Perasaan
sayang, peduli,
rindu,
simpati, gembira, sedih, takut,
prihatin,
marah
dan benci
dapat
disampaikan lewat kata-
kata, namun bisa disampaikan secara lebih ekpresif lewat perilaku
nonverbal. Seorang ibu
menunjukkan
kasih
sayangnya
dengan
membelai
kepala

anaknya. Orang dapat menyalurkan kemarahannya dengan mengumpat, mengepalkan tangan

seraya melototkan matanya, mahasiswa   memprotes   kebijakan   penguasa   negara   atau

penguasa kampus dengan melakukan      demontrasi.

c)  Sebagai komunikasi ritual

Suatu komunitas sering melakukan upacara-upacara berlainan sepanjang tahun dan

sepanjang
hidup, yang disebut para antropolog sebagai rites of passage, mulai dari upacara
kelahiran,
sunatan, ulang tahun, pertunangan, siraman, pernikahan, dan lain-lain. Dalam
acara-acara itu
orang
mengucapkan  kata-kata  atau  perilaku-perilaku  tertentu  yang
bersifat simbolik. Ritual-
ritual lain seperti berdoa (salat, sembahyang, misa), membaca





kitab suci, naik haji, upacara bendera  (termasuk  menyanyikan  lagu  kebangsaan),  upacara

wisuda, perayaan lebaran (Idul      Fitri)  atau  Natal,  juga adalah  komunikasi  ritual.  Mereka

yang berpartisipasi dalam bentuk    komunikasi ritual tersebut menegaskan kembali komitmen

mereka kepada tradisi keluarga,     suku, bangsa. Negara, ideologi, atau agama mereka.

d)  Sebagai komunikasi instrumental

Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum, yaitu: menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap, menggerakkan tindakan, dan juga menghibur. Sebagai instrumen, komunikasi tidak saja kita gunakan untuk menciptakan dan membangun hubungan, namun juga untuk menghancurkan hubungan tersebut. Studi komunikasi membuat kita peka


terhadap berbagai strategi yang dapat kita gunakan dalam komunikasi kita untuk bekerja lebih

baik dengan orang lain demi keuntungan bersama. Komunikasi
berfungsi
sebagi
instrumen
untuk mencapai tujuan-tujuan pribadi dan
pekerjaan,
baik  tujuan  jangka  pendek
ataupun
tujuan jangka panjang. Tujuan jangka
pendek   misalnya
untuk
memperoleh
pujian,
menumbuhkan kesan yang baik, memperoleh
simpati,
empati,
keuntungan
material,
ekonomi, dan politik, yang antara lain dapat diraih
dengan
pengelolaan
kesan
(impression
management), yakni taktik-taktik verbal dan nonverbal,
seperti
berbicara
sopan,
mengobral
janji, mengenakankan pakaian necis, dan
sebagainya

yang
pada
dasarnya
untuk
menunjukkan kepada orang lain siapa diri kita
seperti yang kita inginkan.













Sementara itu, tujuan jangka panjang dapat diraih lewat keahlian komunikasi, misalnya keahlian berpidato, berunding, berbahasa asing ataupun keahlian menulis. Kedua tujuan itu

(jangka pendek dan panjang) tentu saja saling berkaitan dalam arti bahwa pengelolaan  kesan

itu  secara  kumulatif  dapat  digunakan  untuk  mencapai  tujuan  jangka  panjang  berupa

keberhasilan dalam karier, misalnya untuk memperoleh jabatan, kekuasaan,     penghormatan

sosial, dan kekayaan.


III.II.     Wayang

Wayang adalah seni pertunjukkan asli  Indonesia yang berkembang pesat di  Pulau Jawa dan  Bali. Selain itu beberapa daerah seperti  Sumatera dan  Semenanjung Malaya juga memiliki beberapa budaya wayang yang terpengaruh oleh kebudayaan  Jawa dan  Hindu.

 UNESCO, lembaga yang membawahi kebudayaan dari  PBB, pada  7 November  2003 menetapkan wayang sebagai pertunjukkan bayangan boneka tersohor dari  Indonesia, sebuah warisan mahakarya dunia yang tak ternilai dalam seni bertutur (Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity).

Sebenarnya, pertunjukan boneka tak hanya ada di Indonesia karena banyak pula negara lain yang memiliki pertunjukan  boneka. Namun pertunjukan bayangan boneka (Wayang) di Indonesia memiliki gaya tutur dan keunikan tersendiri, yang merupakan mahakarya asli dari Indonesia. Untuk itulah  UNESCO memasukannya ke dalam  Daftar Representatif Budaya  Takbenda Warisan Manusia pada tahun 2003.

Wayang, yang diartikan sebagai bayang, mengandung 2 makna yang tersirat yaitu :



(1)  Bayangan yang ditonton (dari belakang layar), menggambarkan bahwa setiap perilaku manusia, baik atau buruk, dapat dilihat dan dinilai oleh orang lain tanpa memandang fisik, jabatan atau kekayaannya.

(2)  Bentuk fisik wayang, yang menggambarkan sifat dan perilaku setiap tokoh wayang tersebut. Filsafat dunia wayang dijabarkan dalam 3 macam cara yaitu : sosok (bentuk), karakter/sifat, dan ucapan/pandangan/ajarannya.

Setiap cerita dan percakapan dalam pertunjukan wayang mengandung pelajaran hidup dan wejangan (nasehat) yang bagus. Demikian pula karakter masing-masing wayang juga menunjukkan bahwa sifat manusia bermacam-macam, sebab akibat dari perilaku tokoh wayang dalam setiap cerita dapat menjadi inspirasi dan pelajaran hidup bagi para penontonnya.

Muka wayang ada yang berwarna merah, hitam, dan putih. Warna merah menunjukkan seorang yang memiliki sifat tegas dan keras serta menjadi panutan bagi bawahannya. Warna hitam menggambarkan seorang satria yang memiliki kemantapan diri sebagai panutan, sedangkan warna putih menggambarkan sifat kedewataan (bersih, bijaksana) atau sebaliknya perangai yang tak konsisten. Selain muka wayang, ciri fisik lain seperti lengan wayang juga mengandung makna. Ada wayang yang lengan atau tangannya dua, ada yang tangannya dua, tapi yang satu dimasukkan ke saku (raksasa), dan lain-lain.

Pertunjukan wayang selalu dilengkapi dengan layar yang disorot lampu (menggambarkan matahari), dan tokoh wayangnya berdiri menancap di gedebok pisang (sebagai bumi). Tokoh wayang digerakkan oleh dalang, yang juga menyampaikan cerita dan percakapan antar tokoh wayang tersebut.

III.II.I.  Sejarah Perkembangan Bentuk dan Fungsi Wayang

Wayang yang kita saksikan dalam pagelaran-pagelaran pada umumnya dapat dibedakan dalam wujud dua dimensional dan tiga dimensional. Contoh wayang tiga dimensional adalah wayang golek, wayang klitik, wayang tengul, sedangkan contoh wayang dua dimensional adalah wayang beber, wayang kulit (purwa), dan wayang wahyu.

Wayang diciptakan bukan sekedar untuk dinikmati bentuknya, tetapi dimaksudkan sebagai suatu wahana komunikasi antara dalang dengan penontonnya. Sehingga selain mempunyai wujud yang dapat dinikmati secara visual, wayang juga mempunyai “arti” yang diperlambangkan, yaitu :

a)  Wayang dimaksudkan dengan bayangan



Semua wayang dipentaskan pada waktu malam hari dengan menggunakan penerangan yang disebut “blencong”. Cahaya blencong itu menimpa gambar yang ada di depan kelir (layar) sehingga menghasilkan bayangan diatas layar. Bayangan itulah yang disebut dengan wayang atau pertunjukan. (Pradnya paramita. 1981:71)

b)  Wayang sebagai lambing perikehidupan manusia

Dewasa ini melihat wayang dapat dilakukan dari dua arah pandang yaitu depan kelir dan belakang kelir. Menurut Seno Sastroamijoyo (1964) bagian yang di depan kelir yaitu bagian yang terang melambangkan suatu kehidupan di alam fana, sedang di belakang kelir atau bagian gelap, melambangkan kehidupan di alam baka. (Seno Sastroamijoyo, 1964:71)

c)  Wayang sebagai lambang perwatakan manusia

Pada waktu kita melihat pementasan wayang, kita dapat melihat bermacam-macam bentuk figur wayang. Perbedaan tersebut bukanlah hanya segi visualnya saja melainkan pesan yang terdapat pada bentuk figur tersebut juga akan berlainan. Misalnya tokoh Janoko yang mempunyai bentuk figur demikian luruh sebagai lambing dari watak kesatria yang rendah hati itu akan berlainan dengan bentuk Drona yang licik. (Edy Sedyawati, 1981:15)

III.II.II. Jenis - Jenis Wayang

Jenis-jenis wayang menurut bahan pembuatan terbagi menjadi:

I.      Wayang Kulit

·          Wayang Madya
·          Wayang Gedog

·          Wayang Dupara
·          Wayang Wahyu

·          Wayang Suluh

·          Wayang Kancil

·          Wayang Calonarang

·          Wayang Krucil

·          Wayang Ajen

·          Wayang Sasak

·          Wayang Sadat

·          Wayang Parwa

·          Wayang Arja

·          Wayang Gambuh
·          Wayang Cupak
·          Wayang Beber



2.       Wayang Kayu

·          Wayang Golek/Wayang  Thengul
·          Wayang Menak
·          Wayang Papak/Wayang  Cepak

·          Wayang Klithik
·          Wayang Timplong
·          Wayang Potehi

3.       Wayang Orang

·          Wayang Gung

·          Wayang Topeng

4.       Wayang Rumput

·          Wayang Suket

Wayang suket merupakan bentuk tiruan dari berbagai figur wayang kulit yang terbuat dari rumput (bahasa Jawa: suket). Wayang suket biasanya dibuat sebagai alat permainan atau penyampaian cerita perwayangan pada anak-anak di desa-desa Jawa.

Untuk membuatnya, beberapa helai daun rerumputan dijalin lalu dirangkai (dengan melipat) membentuk figur serupa wayang kulit. Karena bahannya, wayang suket biasanya tidak bertahan lama. Seniman asal Tegal, Slamet Gundono, dikenal sebagai tokoh yang berusaha mengangkat wayang suket pada tingkat pertunjukan panggung.Bahkan jika menyebut wayang suket, sekarang sudah lekat dengan pertunjukan wayangnya Slamet Gundono lulusan STSI Pedalangan yang kini menetap di Solo. Wayang Suket slamet Gundono, awalnya bermediakan wayang yang terbuat dari suket, namun Slamet Gundono lebih mengandalkan unsur teatrikal dan kekuatan berceritera. Dalam pementasan wayang suketnya, Slamet Gundono menggunakan beberapa alat musik yang teridiri dari gamelan, alat petik, tiup dan beberapa alat musik tradisi lainnya.

Slamet juga dibantu beberapa pengrawit, penari yang merangkap jadi pemain, untuk melengkapi pertunjukannya. Seting panggungnya berubah-ubah sesuai tema yang ditentukan. Media bertutur Slamet Gundono tidak hanya wayang suket tetapi juga wayang kulit dan kadang memakai dedaunan untuk dijadikan tokoh wayang. Kehebatan bertutur (pendongeng) dalang satu ini sudah tidak diragukan lagi. Banyak kalangan Dalang muda yang memuji kemampuan bertutur Slamet Gundono. Misalnya Ki Sigit Ariyanto; " Jangkan dengan wayang, dengan pecahan genteng atau serpihan plastik Gundono dapat mendalang dengan baik". Bahkan



menurut Ki Bambang Asmoro, dengan media yang ada, Slamet Gundono bisa menuntun penonton ke dalam emajinasi yang lebih dalam, sehingga roh atau esensi wayang sebagai pertunjukan bayangan "wewayanganing aurip" menjadi lebih bermakna dan multi tafsir.

Jenis-jenis wayang menurut asal daerah, beberapa seni budaya wayang selain menggunakan  bahasa Jawa,  bahasa Sunda, dan  bahasa Bali juga ada yang menggunakan  bahasa Melayu lokal seperti  bahasa Betawi,  bahasa Palembang, dan  bahasa Banjar. Beberapa diantaranya antara lain:

1.       Wayang Surakarta

2.       Wayang Jawa Timur

3.        Wayang Bali

4.       Wayang Sasak  (NTB)


6.       Wayang Palembang  (Sumatera Selatan)
7.       Wayang Betawi  (Jakarta)
8.       Wayang Cirebon  (Jawa Barat)
9.       Wayang Madura (sudah punah)

III.II.III. Museum Wayang

Museum Wayang Kekayon adalah museum mengenai wayang yang ada di kota  Yogyakarta, tepatnya di Jl. Raya Yogya-Wonosari Km. 7, kurang lebih 1 km dari Ring Road Timur. Museum yang didirikan pada tahun  1990 ini memiliki koleksi berbagai  wayang dan  topeng serta menampilkan sejarah wayang yang diperkenalkan mulai dari abad ke-6 sampai abad ke-20. Wayang-wayang di dalam museum ini terbuat baik dari  kulit,  kayu,  kain, maupun  kertas.

Sama halnya dengan  museum Wayang di  Jakarta, museum ini mempunyai beberapa jenis wayang, seperti:  wayang Purwa,  wayang Madya (menceritakan era pasca perang  Baratayuda),  wayang Thengul,  wayang Klithik (mengisahkan  Damarwulan dan  Minakjinggo),  wayang beber,  wayang Gedhog (cerita Dewi  Candrakirana),  wayang Suluh (mengenai sejarah perjuangan kemerdekaan  Indonesia), dan lain lain. Berkaitan dengan wayang Purwa, museum ini memiliki beberapa poster yang menggambarkan strategi perang yang dipakai dalam perang  Baratayuda antara keluarga  Pandawa dan  Kurawa, yaitu: strategi  Sapit Urang dan strategi Gajah.


IV.       Kesimpulan

Dari hasil analisis diatas penulis menyimpulkan bahwa poin penting yang menjadi masalah dalam terancamnya wayang kulit untuk punah adalah kendala biaya, durasi dan bahasa, selain itu yang perlu diperhatikan adalah pergeseran makna hiburan yang terjadi pada saat ini. Berikut merupakan contoh kasus yang bisa menjadi rekomendasi sebagai upaya dalam mencegah terancamnya wayang kulit untuk punah :

Indonesia Selenggarakan Wayang World Puppet Carnival 2013
Seorang dalang cilik, Jose Amadeus Krisna (14) mainkan wayang kulit dengan lakon Dewaruci pada Road Show World of Wayang di Aula SMA Karangturi, Jalan Raden Patah, Kota Semarang, Rabu (05/06/2013). Pementasan yang berdurasi 30 menit ini untuk mengenalkan kembali kesenian Jawa dikalangan pelajar. (Tribun Jateng/Wahyu Sulistiyawan).


Lucunya Wayang Unyu untuk Facebook Messenger
 Facebook memperkenalkan koleksi album stiker baru yang dinamakan "Wayang Unyu" khusus untuk pengguna aplikasi Facebook maupun Facebook Messenger asal Indonesia. Koleksi stiker ini terdiri dari 40 ilustrasi tokoh pewayangan Punakawan, yakni Petruk, Gareng, Bagong, Semar, dan Srikandi.


Wayang Kulit Membuat Kuliah Tambah Menarik
Pada kesempatan itu, Ki Poerwahadiningrat atau Prof Dr Andrik Purwasito DEA menampilkan pertunjukan Petruk Mabar Piwulang sebagai sarana menyampaikan materi kuliah Geografi Politik. Pementasan wayang kulit tersebut bakal dipamerkan pada acara Expo UNS tahun 2013 dalam rangka Dies Natalis ke-37 UNS, di Student Center Kampus Universitas Sebelas Maret (UNS).

“Sifat wayang kulit itu fleksibel. Wayang hidup sepanjang masa. Tidak hanya di bangku kuliah. Wayang kulit bisa dipakai untuk sistem pembelajaran di sekolah. Dengan memakai wayang kulit, bagi yang belum tahu menjadi tahu dan cara ini lebih menarik karena ada unsur tontonannya,” terang Ki Purba Asmoro.


Daftar Pustaka

Cangara, Hafidz. 2005. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Effendy, Onong Uchjana. Komunikasi Teori dan Praktek: Remaja Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Grasindo.

Fiske, John. 1990. Introduction to Communication Studies. London dan New York: Routledge.

Littlejohn,  Stephen W.  2001.  Theories  of  Human  Communication.  USA: Wadsworth

Publishing.

Mulyana, Deddy. 2007. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: PT Rosdakarya. Paramita, Pradnya. 1981. Ringkasan Sejarah Wayang. Jakarta: Pradnya Paramita.

Ruben, Brent D., Stewart Lea, P. 2005. Communication and Human Behaviour. USA: Alyn and Bacon.

Sastroamijoyo,  Seno.  1964.  Renungan  tentang  Pertunjukan  Wayang  Kulit.  Jakarta:

Kinta.




http://www.solopos.com/2013/03/07/wayang-kulit-membuat-kuliah-tambah-menarik-386028