Senin, 19 Agustus 2019

KERUSAKAN JALAN KERETA API


kerusakan struktur jalan rel
Kerusakan struktur Jalan Rel.
Macam kerusakan Struktur Jalan Rel.

1. Kerusakan pada badab jalan rel.
2. Kerusakan pada subgrade.
3. Kerusakan pada balas.
4. Kerusakan pada bantalan rel.
5. Kerusakan pada rel.
6. Kerusakan pada alignemen

Penyebab kerusakan.

1. Kekeliruan pada perencanaa.
2. Kekeliruan saat pembangunan/pelaksanaan konstruksi.
3. Material yang digunakan kurang baik.
4. Kesalahan pada saat pemakaian jalan rel (over load, kecepatan yang tidak merata/mendadak).
5. Kondisi alam setempat, dan kondisi cuaca.
6. Akibat bencana alam.

 Kerusakan pada badan jalan merupakan kerusakan secara makro, dalam ukuran yang lebih besar. Antara lain berupa longsornya (sliding) badan jalan rel. Kerusakan subgrade sering terjadi berupa kerusakan secara parsial dalam sekala kecil/mikro. Kerusakan pada tanah dapat berupa kekeliruan penggunaan tanah timbunan, atau tanah asli yg tidak baik. Oleh karena itu tanah yang digunakan sebagai subgrade harus dipilih tanah yang memenuhi sifat sifat tanah yg diinginkan (memenuhi persyaratan). Kerusakan pada tubuh jalan umumnya disebabkan karena air yang berada di tubuh jalan tidak dapat mengalir keluar.,Kerusakan pada subgrade bisa juga akibat pemadatan yg tidak sempurna sehingga daya dukung tanah tidak memenuhi standar yg diinginkan. Akibat dari beban rangkaian kereta yang berulang‐ulang akan menekan tanah dasar, sehingga terjadi pemadatan berbentuk penurunan permukaan yang permanen subgrade akibat repetition load. Penurunan yang terjadi pada subgrade akan mempengaruhi posisi konstruksi diatasnya.

Sistim drainase yg tidak baik akan berakibat fatal terhadap konstruksi badan jalan rel. Air yg tergenang akan masuk kedalam badan jalan sehingga akan mempengaruhi komposisi butiran‐butiran tanah yang bisa mengakibatkan menurunkan daya dukung tanah.

Kerusakan pada balas bisa akibat dari jenis batuan yang digunakan tidak memenuhi persyaratan, seperti gradasi batuan, bentuk batuan, tingkat kekerasan batuan, dan sifat pelapukan batuan. Memadatnya susunan butiran balas berakibat menurunnya permukaan balas. Hal ini juga bisa berakibat fatal terhadap kedudukan bantalan, sehingga akan mempengaruhi terhadap ketinggian dan jarak rel.

kerusakan yang umum terjadi pada balas adalah material balas kotor dan balas hilang atau berkurang (biasanya terjadi di tikungan) sehingga kemantapan jalan rel akan menurun. Selain itu terdapatnya kantong-kantong balas yang ada dibawah balas dapat menimbulkan mud pumping. Bila ada kereta lewat, tanah dari kantong-kantong balas akan mengotori balas di atasnya karena terjadi pumping.

Macam kerusakan pada bantalan sangat dipengaruhi oleh pemakaian bahan untuk bantalan. Biasanya bahan bantalan mengunakan bahan dari Baja, Kayu, dan Beton. Pada saat ini bantalan kayu maupun baja sudah jarang digunakan. Bantalan baja bisa terjadi kerusakan berupa melengkungnya bantalan akibat kelebihan beban. Dan bantalan baja juga bisa berkarat jika digunakan pada daerah yang kandungan garamnya cukup tinggi. Sedangkan bantalan kayu sering mengalami pecah‐pecah atau srempil, dan bisa juga dol/lecet pada bagian penempatan baut pengikat rel. Pelapukan bantalan kayu tentu akan cepat terjadi, karena jalan rel akan terkena hujan dan panas yang silih berganti. Sedangkan kerusakan pada bantalan beton adalah berupa retak (crack), bahkan bisa berlanjut dengan pecah.

Kerusakan-kerusakan yang umum menimpa bantalan antara lain : retak, robek, membusuk, terlalu banyak lubang, patah dan lain-lain.

Rel dapat mengalami perubahan jarak antar rel, membesar atau menyempit. Dan rel juga dat mengalami perubahan ketinggian permukaan rel satu sama lain, atau rel juga dapat mengalami perubahan garis sumbu/garis as track berupa meliuk‐liuk seperti ular. Rel juga bisa mengalami Kerusakan, permukaan rel bisa mengalami kerusakan berbentuk gelombang/kriting halus, kriting besar. Bahkan juga dapat terjadi pecah‐pecah akibat mengalami fatik. Pada bagian lobang sambungan rel juga dapat mengalami pecah.

Beberapa kerusakan pada rel:

Aus pada bagian dalam head rel
Disebabkan adanya gesekan antara head rel dengan flens roda, banyak terjadi terutama di tikungan. Usaha yang dilakukan adlah untuk memperkecil atau meratakan keausan tersebut.

Aus pada sambungan rel (battered ends)
Terjadi karena adanya siar dilatasi pada sambungan sehingga timbul suatu pukulan atau genjotan dari roda yang makin lama menambah keausan rel.

Retak pada lubang penyambung
Disebabkan oleh gaya-gaya horizontal dalam arah longitudinal akibat accelerating, slowing down, stopping of train, perubahan temperatur, unballanced traffic dan lain-lain. Gaya tersebut dapat mengakibatkan keretakan pada lubang sambungan bahkan dapat sobek. Dan pada bagian sambungan dengan las dapat juga terjadi keretakan , dan bahkan rel dapat terputus kembali.
Sambungan-sambungan rel merupakan titik-titik lemah pada jalan kereta api, karena impact/genjotan roda kereta sangat mempengaruhi stabilitas sambungan. Beberapa kerusakan yang terjadi:

Retak pada plat penyambung
Diakibatkan oleh gaya dalam arah longitudinal. Plat yang retak dapat mengakibatkan rel patah yang bisa mengakibatkan derailment (penggelinciran).


 Aus pada plat penyambung
Disebabkan gesekan antara rel dengan plat oleh adanya gaya dalam arah longitudinal. Plat yang aus dudukannya sukar untuk dikencangkan, dan akibatnya adalah naik turunnya getaran pada sambungan, rel turun/miring, memperbesar impact pada sambungan dan mematahkan bantalan.

Kerusakan pada alignemen, yaitu terjadi kerusakan/cacat pada geometri jalan rel, baik dalam arah horizontal maupun vertikal, dimana kondisi jalan rel tersebut tampak seperti berombak.

 (bahan kuliah disusun oleh bachnas. Diambil dari berbagai sumber, lihat daftar referensi yang sudah disampaikan pada saat kuliah)

Ditambah dari buku: JALAN KERETA API LANJUT (SISTEM DAN FASILITAS JALAN REL); DR.IR. HERMAN WAHYUDI; JTS FTSP ITS;SURABAYA;1993

DITULIS :https://zardhan.wordpress.com/tag/kerusakan-struktur-jalan-rel-kereta-api/

Kamis, 10 Januari 2019

Steel Slit Damper (SSD) (GUNADARMA UNIVERSITY REVIEW)


Assalamualaikum
Selamat datang di bloger saya yang sangat sederhana ini, semoga apa yang ada di halaman blog saya ini bisa bermanfaat bagi yang mengunjungi nya yaaaaaaaaaa. Kebetulan saya kuliah di universitas gundarma jurusan teknik sipil tahun 2015, kebetulan saya lagi tugas rekayasa gempa yg diberikan oleh salah satu dosen muda yaitu I Kadek bagus widana putra untuk menjelaskan tentang salah satu jenis peredam gempa.
Langsung aja ke intinya yaaa, saya akan menjelaskan tentang Penggunaan Steel Slit Damper (SSD) pada suatu bangunan secara singkat padat dan sejelas mungkin menurut beberapa sumber yang saya baca.
Ø Steel Slit Damper (SSD)
Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengurangi dampak dari beban gempa terhadap portal baja adalah menggunakan peredam. Steel Slit Damper (SSD) adalah salah satu jenis peredam yang dibuat dari sejumlah pelat baja lunak berbentuk segi-4 yang dimodelkan sebagai pegas-pegas yang disusun secara seri.
Struktur-struktur seperti gedung bertingkat tinggi, jembatan berbentang panjang, menara pemancar televisi, dan landasan lepas pantai umumnya sangat fleksibel sehingga bila terkena beban dinamis mudah mengalami pergoyangan yang berlebihan. Salah satu cara untuk mengatasi masalah ini adalah dengan menerapkan teknologi kontrol pada struktur. Kontrol pada struktur dibagi menjadi dua jenis berdasarkan perlu tidaknya energi untuk menghasilkan gaya kontrol, yaitu kontrol aktif dan kontrol pasif. Kontrol aktif memerlukan arus listrik untuk operasi alat dan menghasilkan gaya kontrol,
sedangkan kontrol pasif menggunakan energi potensial yang dibangkit kan oleh respon struktur untuk menghasilkan gaya kontrol. Kelebihan kontrol aktif adalah karakteristik dinamik struktur dapat beradaptasi dengan beban dinamis yang timbul, sedangkan kelebihan kontrol pasif adalah karena kesederhanaan dalam desain, pemasangan, dan terutama pemeliharaannya [1]. Salah satu alat kontrol pasif pada struktur yang berdasarkan penggunaan material bercelah untuk mengurangi getas adalah Steel Slit Damper (Peredam Celah). Alat ini dapat dipasang pada bermacam-macam struktur: gedung bertingkat tinggi, menara, bentangan yang panjang, dan jembatan. Tujuan utama pemasangan Steel Slit Damper: pada gedung tinggi untuk mengurangi goyangan gedung akibat angin, pada menara untuk mengurangi goyangan akibat gempa bumi dan angin, pada struktur berbentang panjang untuk mengurangi getaran akibat lalu lintas, dan pada jembatan untuk mengurangi goyangan akibat angin atau getaran akibat lalu lintas. Steel Slit Damper (SSD) dibuat dari sejumlah pelat baja lunak atau timah berbentuk segi-4 yang dimodelkan sebagai pegas-pegas yang disusun secara seri. Sehingga besarnya kekakuan damper adalah jumlah dari kekakuan masingmasing pelat. Energi akibat gempa dan angin disalurkan melalui strip-strip damper yang mudah melentur ketika perangkat mengalami deformasi inelastis siklik. Damper jenis ini mendisipasi energi melalui pembentukan sendi plastis atau pelelehan lentur bahan damper. Slit damper memiliki hysteresis yang stabil dengan energi disipasi dan daktilitas  yang sangat baik [2].  Pemasangan Slit Damper tentu akan mempengaruhi respons dinamis akibat beban gempa bumi. Diharapkan respons dinamis dari gedung dengan slit damper, akibat gempa, lebih kecil daripada respons dinamis seandainya gedung itu tanpa Slit Damper. Studi ini bertujuan untuk mengetahui respon seismik portal baja dengan menggunakan steel slit damper. Hal ini perlu dilakukan untuk dapat mengetahui perilaku portal dengan steel slit damper terhadap faktor-faktor yang mengacu pada kekakuan, kekuatan, daya layan, daktilitas, kesatuan, dan keawetan. Untuk menganalisa struktur gedung dengan slit damper terhadap faktor-faktor tersebut digunakan program bantu SAP 2000.

http://ejurnal.its.ac.id/index.php/teknik/article/view/1045
AlvinWP+10315588+4TA06+I KADEK BAGUS WIDANA PUTRA+TEKNIK SIPIL+UNIVERSITAS GUNADARMA

GUNADARMA
FTSP